1. PENGERTIAN SENI TEATER
Teater berasal dari kata
Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya
tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian
lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di
depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah
pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger,
mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. Teater dapat dikatakan
sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak
bermain sebagai ayah dan ibu, bermain perang-perangan, dan lain sebagainya.
2. DEFINISI SENI TEATER
Definisi
seni teater merupakan manifestasi
pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual.
Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur-unsur
teatrikal dan bermakna filosofis. Berdasarkan paparan di atas, kemungkinan
perluasan definisi teater itu bisa terjadi.
3. UNSUR- UNSUR SENI TEATER
A. Unsur internal seni Teater :
•Aktor
Aktor merupakan penunjang utama
dalam teater. Dan aktor juga menghasilkan beberapa unsur diantaranya, unsur
gerak dan suara.
•Naskah
Naskah atau bisa disebut lakon
dalam teater juga merupakan penunjang yang melahirkan berbagai unsur-unsur yang
ada yaitu, aktor, pentas, sutradara, dan kostum.
•Pentas
Pentas merupakan salah satu unsur
yang menghadirkan keestetikan sebuah pertunjukan, karena pentas merupakan juga
menghadirkan unsur penunjang yang di dalamnya ada property, tata lampu, dan
alat-alat yang lain yang berkenaan dengan pentas.
•Sutradara
Sutradara merupakan unsur yang
mengarahkan semua unsur dalam sebuah seni pertunjukan. Mengarahkan seorang
aktor, membedah naskah, melahirkan ide-ide tentang pentas yang mau digunakan.
•Kostum
Kostum adalah unsur penunjang yang
membuat seorang aktor bisa kelihatan membawan wataknya yang bagaimana.
B.
Unsur External seni teater
•Staf
Produksi
Staf produksi menyangkut manager
tingkat produser atau pimpinan produksi sampai segala bagian dibwahnya
(Tjokroatmojo dkk ). Adapun tugas masing-masing:
•Produser/
pimpinan produksi
a. Mengurus produksi secara
keseluruhan
b. Menetapkan personal (petugas),
angran biaya, program kerja fasilitas dan sebagainya.
•Derektor/
sutradara
a. Pembawa naskah
b. Koordinator pelaksanaan
pementasan
c. Menyiapkan aktor
•Stage
manager
a. Pemimpin panggung
b. Membantu sutradara
•Desainer
Menyiapkan
aspek-aspek visual:
a. Setting (tempat, suasana)
b.Property (perlengkapan pentas)
c. Lighting (tata lampu)
d. Costume (tata busana)
e. Sound (pengeras suara)
•Sutradara
Seorang
sutradara memilih naskah, memilih aktor, melatihnya, dan lain sebagainya.
Asisten
sutradara (asdos)
Membantu
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang sutradara
Bagian-bagian
a.
Bagian make up : menghias aktor
b.
Bagian lighting :mengatur tata cahaya
pentas
c.
Bagian property : menyiapkan segala
properti yang dibutuhkan
d.
Dan lain sebagainya : tergantung kebutuhan produsi
4. JENIS-JENIS
SENI TEATER
a.Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman
Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di
makam makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai
untuk menceritakan legenda atau
kisahkisah religius. Berbagai jenis boneka dimainkan
dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan
sementara boneka tongkat digerakkan
dengan tongkat yang dipegang dari bawah.
Marionette, atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan
kayu silang tempat tali boneka
diikatkan.
b. Drama
Musikal
Merupakan
pertunjukan teater yang
menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting.
Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi, dan gerak
daripada dialog para pemainnya.
c.Teater Gerak
Teater
gerak merupakan pertunjukan teater
yang unsur utamanya adalah gerak
dan ekspresi
wajah serta
tubuh pemainnya. Teater gerak, tidak dapat diketahui dengan pasti kelahirannya tetapi ekspresi
bebas seniman teater terutama
dalam hal gerak menemui puncaknya dalam masa commedia
del’Arte di Italia. Dalam masa ini pemain
teater dapat bebas bergerak sesuka hati (untuk
karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh
dasarnya untuk memancing perhatian penonton. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis
gerak secara mandiri muncul.
d.Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut
pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon
yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis
sangat diperhatikan dan situasi
cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin.
Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Mencoba menarik minat dan rasa
penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Menonjolkan laku
aksi pemain dan melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton tergugah. Satu peristiwa berkaitan dengan
peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan lakon.
Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter manusia yang sudah jadi,
dalam
artian tidak ada lagi proses
perkembangan karakter tokoh secara improvisatoris (Richard Fredman, Ian Reade: 1996).
Dengan segala konvensi yang ada di dalamnya, teater dramatik
mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata.
e. Teatrikalisasi
Puisi
Pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan wilayah kreatif bagi sang seniman karena mencoba menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dan tata artistik di atas pentas.
Pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan wilayah kreatif bagi sang seniman karena mencoba menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dan tata artistik di atas pentas.
Beberapa contoh gambar dari jenis-jenis seni teater
1. Teater Boneka
2. Teater Musical
3. Teater Gerak
4. Teater Dramatik
5. Teatrikalisasi Puisi
*nb : jika ada yang ga ngerti atau ada kesalahannya silahkan komentar
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon